BAKTIKU PADA NEGARA
Di
Susun Oleh :
MIFTAHUL
INAYAH S.Ag
MIN
2 TRENGGALEK
JABATAN
: GURU
HP.
081217997205
BAKTIKU PADA NEGARA
Indonesia merupakan Negara berkembang dengan penduduknya
yang padat. Badan Pusat Statistika tahun 2019 menyatakan bahwa jumlah populasi
penduduk di Indonesia mencapai 267 jiwa, dengan pembagian 90,6 jiwa merupakan
anak usia sekolah. Data jumlah anak usia sekolah di Indonesia tersebut telah
disesuaikan dengan penghitungan jumlah peserta didik di Indonesia. Peserta
didik tersebut terdiri dari anak sekolah dasar (SD), anak sekolah menengah
pertama (SMP), anak sekolah menengah atas (SMA) dan anak sekolah menengah
kejuruan (SMK). Anak usia sekolah tersebut masih membutuhkan pendidikan.
Secara sederhana pendidikan merupakan usaha seseorang
untuk membina suatu kepribadian agar sesuai dengan nilai-nilai sosial dan
budaya. Arti pendidikan tiap tahun mengalami perkembangan, namun sebenarnya
pengertiannya juga tidak kalah jauh dari pengertian-pengertian yang sudah ada.
Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan
secara sadar oleh pemberi bimbingan terhadap perkembangan secara jasmani dan
rohani yang diberi bimbingan, sehingga terbentuklah kepribadian. Menurut
Undang-undang Sisdiknas pendidikan merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan
dengan sadar dan terdapat rencana untuk mengatur suasana dan proses
pembelajaran agar siswa mampu secara aktif untuk mengembangkan dirinya dengan
mengedepankan spiritual, konsep diri, kecerdasan, akhaqul karimah, kontrol diri
dan ketrampilan yang dimilikinya yang dapat bermanfaat untuk sosial
kemasyarakatan,
Pendidikan secara umum juga memiliki unsur-unsur, yang
terdiri dari : kegiatan atau usaha yang dilakukan secara sadar, terdapat
pendidik, terdapat siswa, memiliki tujuan dan dasar dalam kegiatan, serta
adanya alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Setiap lembaga atau
organisasi pendidikan sebelum mewujudkan unsur-unsur tersebut harus memahami
mengenai fungsi pendidikan terlebih dahulu. Fungsi pendidikan menurut Hasan
Langgulung secara besar adalah untuk menyiapkan calon generasi penerus bangsa
agar memiliki kemampuan untuk dimasa yang mendatang, proses transisi ilmu dan
nilai-nilai yang dimiliki oleh generasi tua diberikan ke generasi yang muda
agar tetap menjaga keutuhan dan kesatuan pada masyarakat.
Pendidikan dapat diberikan dengan berbagai cara, yaitu
dengan cara langsung dan tidak langsung. Pemberian pendidikan secara langsung
adalah dengan pemberi pendidikan bertemu langsung dengan siswa atau yang diberi
pendidikan. Pendidikan secara langsung ini memiliki berbagai macam jenis, yaitu
pendidikan sains, agama, bahasa, sosial dan keahlian yang diberikan bertatap
muka secara langsung. Kegiatan dalam pendidikan dengan bertatap muka langsung
tersebut menyebabkan efek positif yaitu adanya komunikasi aktif antara si
pemberi pendidikan dengan siswa atau yang diberi pendidikan, selain itu juga si
pemberi pendidikan dapat mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa dalam
menerima setiap ilmu yang diberikan oleh si pemberi pendidikan.
Cara kedua dalam memberikan pendidikan adalah dengan
pendidikan tidak langsung, dimana dalam pendidikan ini si pemberi pendidikan
dan siswa tidak bertatap muka. Pendidikan tidak langsung sangat diterapkan
dalam masa saat ini, yaitu masa pandemi Covid-19.
Kondisi pandemi ini membuat sedikit dilema dalam pemberian pendidikan. Pemberi
pendidikan atau yang disebut dengan Guru mengalami sedikit kualahan dalam
memberikan pendidikan dimasa saat ini. Kendala yang dialami sangat banyak,
yaitu siswa atau pemberi pendidikan dengan rumah pada daerah dengan sinyal yang
susah akan menganggu dalam kegiatan proses belajar mengajar, kuota internet
yang terbatas, serta penyampaian materi yang melalui virtual membuat ilmu
terkadang tidak tersampaikan dengan tepat.
Permasalahan karena adanya pandemi Covid-19 tersebut tidak menyurutkan pemberi pendidikan atau yang
disebut Guru dalam berbagi ilmu kepada siswa. Guru pada saat sekarang sangat
dituntut untuk kreatif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar secara virtual
agar menarik. Sehingga membuat guru harus belajar banyak hal, mengenai
tekhnologi modern seperti penggunaan media komunikasi untuk kegiatan belajar
mengajar seperti Zoom, Teams, Google Meet dan lain-lain. Proses guru belajar tersebut semua
semata-mata hanya untuk mengabdikan pada negri dengan tujuan berbagi ilmu agar
para siswa atau anak didiknya berguna bagi sosial, agama, Nusa dan Bangsa.
Saya sebagai penulis ingin sedikit memberikan opini saya
mengenai pendidikan di masa pandemi ini, dimana para guru itu hebat, mereka
mampu bertahan dan berupaya di masa pandemi ini hanya untuk berbagi ilmu kepada
anak didiknya. Mereka belajar hal baru yang mungkin asing bagi mereka, tapi
mereka tidak putus asa. Semangat mengabdi mereka perlu diacungi jempol, mereka
mengabdi secara ikhlas untuk mempertahankan agar pendidikan di Indonesia tidak
sirna meskipun dalam masa pandemi. Kreatifitas mereka yang sangat diuji, namun
semua tersebut malah membuat mereka para guru semangat untuk berkarya bagi
pendidikan di Indonesia. Harapan dari lelahnya adalah senyum bahagia untuk
pendidikan Indonesia yang lebih bermakna.